MAKALAH
PERKEMBANGAN AGAMA ISLAM ABAD PERTENGAHAN
Nama : Fachrudin Isnaeni
Kelas : XII Multimedia
SMKN 1 KALITENGAH
Tahun Pelajaran 2013/2014
Kelas : XII Multimedia
SMKN 1 KALITENGAH
Tahun Pelajaran 2013/2014
KATA PENGANTAR
Pertama-tama
marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kita kehadirat Allah swt, karena
berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah
yang bertemakan tentang “Perkembangan Islam pada Abad Pertengahan” ini dengan
baik dan lancar tanpa kekurangan satu apapun.
Makalah
ini dibuat dalam rangka untuk menyelesaikan tugas pembuatan makalah pada
bidang studi Pendidikan Agama Islam. Selain itu juga,tujuan dalam pembuatan
makalah ini adalah untuk menambah wawasan kita tentang mengenai Perkembangan
Islam pada Abad Pertengahan, agar kita bisa lebih memahami dan mengenal
sejarah-sejarah islam dan perkembangannya pada abad pertengahan silam.
Dalam
pembuatan makalah ini, Alhamdulillah kami tidak menemui kesulitan berarti.
Hanya saja kami harus lebih giat lagi dalam mengumpulkan bahan-bahan makalah
dari referensi lain seperti internet. Karena materi yang terdapat pada buku
cetak Pendidikan Agama Islam masih kurang lengkap.
Kami
berharap untuk kedepannya, makalah ini dapat menjadi sumber referensi tentang
Perkembangan Islam pada Abad Pertengahan dan juga agar makalah ini bisa
menambah wawasan dan pengetahuan kita lagi. Kami juga menyadari bahwasannya
makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu kami selalu terbuka
untuk menerima kritik dan saran dari para pembaca semuanya demi penyempurnaan
dan perbaikan makalah ini ke depannya.
Kalitengah, 01 maret 2014
DAFTAR ISI
Sampul Halaman depan------------------------------------------------------------------------------1
Kata Pengantar---------------------------------------------------------------------------------------- 2
Daftar
Isi----------------------------------------------------------------------------------------------- 3
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang-------------------------------------------------------------------------------------4
B. Rumusan Masalah-------------------------------------------------------------------------------- 4
C. Tujuan---------------------------------------------------------------------------------------------- 4
D.
Manfaat-------------------------------------------------------------------------------------------- 4
BAB II : PEMBAHASAN
A. Dunia Islam Pada Abad Pertengahan
1. Kerajaan Safawi (Persia)----------------------------------------------------------------------- 5
B. Perkembangan di Bidang Politik, Sosial-Ekonomi, Kebudayaan, dan Pendidikan -------------------------------------------------------------------------------- 8
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan------------------------------------------------------------------------------------- 11
B. Saran--------------------------------------------------------------------------------------------- 11
Daftar Pustaka---------------------------------------------------------------------------------------- 11
BAB 1: PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa agama Islam diturunkan oleh Allah
kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril. Sejak saat itulah,Rasulullah
SAW mulai menyebarkan agama Islam ke seluruh penjuru dunia khususnya Jazirah
Arab.
Agama Islam mulai berkembang semakin pesat ke seluruh Arab Saudi, walaupun
masih mendapat penolakan dan ancaman dari para kaum kafir Quraisy. Dengan usaha
keras dan pantang menyerah dari Rasulullah SAW agama Islam telah menyebar ke
seluruh penjuru Arab. Hingga beliau wafat, perjuangan untuk menyiarkan dan
mendirikan agama Islam tidaklah berhenti begitu saja. Sepeninggalan beliau,
perjuangan tersebut dilanjutkan oleh para 4 khalifah yaitu Abu Bakar As-Siddiq,
Umar bin Khatab, Usman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib. Mereka semua hanya
mempunyai 1 tujuan yaitu memperjuangkan agama Tauhid yaitu agama Islam.
Dalam sejarahnya Islam terbagi menjadi ke dalam 3 periode yaitu:
1. Periode Klasik (650-1250 M)
2. Periode Pertengahan (1250-1800 M)
3. Periode Modern (1800-sekarang)
Sebagai umat Islam yang bertaqwa kepada Allah SWT, maka kita haruslah juga
mengetahui bagaimana perkembangan Islam, terutama pada abad Pertengahan yang
tentunya sangat berperan penting dalam perkembangan agama Islam sampai sekarang
ini.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana dunia Islam pada abad pertengahan?
2.
Bagaimana perkembangan ajaran Islam pada abad pertengahan?
3.
Bagaimana perkembangan ilmu pengetahuan pada abad pertengahan?
4.
Bagaimana perkembangan kebudayaan Islam pada abad pertengahan?
C. TUJUAN
1.
Untuk mengetahui dunia Islam pada abad pertengahan.
2.
Untuk mengetehui perkembangan ajaran Islam pada abad pertengahan.
3.
Untuk mengetahui perkembangan ilmu
pengethuan pada abad pertengahan.
4.
Untuk mengetahui perkembangan kebudayaan Islam pada abad pertengahan.
D. MANFAAT
1.
Membangun semangat keilmuan kembali atas kejayaan Islam yang telah
diperjuangkan oleh para pendahulunya.
2.
Menyadari betapa pentingnya rasa pesatuan dan kesatuan bangsa, agar tidak mudah
terpecah belah oleh bangsa-bangsa lain di dunia.
3.
Fanatisme kesukuan, mazhab,
golongan, dan kelompok, hendaknya tidak berlebihan , yang nantinya akan
menyebabkan perpecahan dikalangan umat Islam itu sendiri.
4.
Dapat mengambil pelajaran yang positif dari para penguasa masa lampau,
5.
Agar umat Islam dewasa ini tidak lagi mengalami kemunduran, seperti halnya pada
abad pertengahan di berbagai bidang kehidupan.
6.
Dengan ilmu pengetahuan, umat Islam diharapkan dapat maju dan berkembang di
masa mendatang, begitu pula dengan kebudayaannya.
BAB 2: PEMBAHASAN
A. Dunia Islam pada Abad
Pertengahan
2. Kerajaan Safawi (Persia)
Safawi adalah sebuah
nama kerajaan Islam di Persia yang memerintah tahun 1501 – 1722, yang berhasil
memajukan dunia Islam kembali dari kemunduran, kendatipun tidak setara dengan
kemajuan yang dicapai oleh kerajaan Umawiyah di spanyol dan Abbasiyah di
Baghdad, khusus di bidang ilmu pengetahuan. Ia memberi ciri nasionalisme kepada
bangsa Iran dengan identitas baru, yaitu aliran Syi'ah yang menjadi landasan
bagi perkembangan nasionalisme Iran abad modern
Sejarah safawi bermula
dari perjuangan Safi al-Din Ishak al-ardabily (1252 – 1334) pendiri dan
pemimpin tarekat Safawiyah. Dalam dekade 1301 – 1447 M gerakan Safawi bercorak
murni keagamaan dengan tarekat Safawiyah sebagai sarananya. Jumlah pengikutnya
semakin besar. Karena tidak mencampuri politik, gerakannya dapat berjalan
dengan aman baik pada masa kekuasaan Ilkhan maupun pada masa penjarahan Timur
Lenk.
Dalam dekade 1447 –
1501 M Safawi memasuki tahap gerakan politik, sama halnya dengan gerakan
sanusiyah di Afrika Utara. Mahdiyah di Sudan dan Maturidiyah serta
Naksyabandiyah di Rusia. Sebagai gerakan politik dimulai di bawah pimpinan
Junaid ibnu Ali. Akibatnya, Safawi mulai terlibat konflik-konflik dengan
kekuatan-kekuatan politik yang ada di Persia waktu itu, misalnya konflik
politik dengan kerajaan-kerajaan Koyonlo (domba hitam) yang bermazhab syi'ah
dan dengan kerajaan ak-Koyonlo (domba putih) yang bermazhab Sunni di bawah
kekuasaan Imperium Usmani. Karena kegiatan politiknya, Junaid mendapat tekanan
berta dari Raja Kara Koyonlo di daerah Ardabil, sehingga ia terpaksa
meninggalkan daerah tersebut dan meminta suaka politik dengan raja Ak-Koyonlo.
Di antara kegiatan politik yang penting dilakukan Safawi dalam dekade ini
adalah penyerangan militer guna mendapat wilayah untuk dijadikan sebagai basis
gerakan dan mengadakan aliansi politik dengan Raja Ak-Koyonlo, Uzun Hasan.
Walaupun sampai pada masa pimpinan Haidar Ibnu unaid, Safawi belum dapat
mewujudkan cita-citanya, namun ia sempat memberikan suatu atribut kepada para
pendukungnya dengan serba merah yang ebrumbai dua belas, sehingga mereka
terkenal dengan sebutan Qizilbas (Kepala Merah). Rumbai dua belas yang
melambang Syi'ah Isna 'Asyariyah (Dua Belas Imam) mempunyai pengaruh yang besar
dalam menanamkan sifat fanatisme dan militansi para pengikut Syi'ah dengan
pemimpinnya. Puncak gerakan Safawi terjadi pada masa pimpinan Ismail Ibnu
Haidar, adik dari Ali Ibnu Haidar. Ia beruasaha memanfaatkan kedudukannya
sebagai Mursyid untuk mengkonsolidasikan kekuatan politiknya. Secara
sembunyi-sembunyi ia menjalin hubungan yang erat dengan seluruh pengikutnya.
Dalam waktu kurang
lebih lima tahun, ia berhasil menghimpun kekuatan yang cukup besar. Setelah
berhasil menaklukan Syirwan, ia bergerak menuju Ak-Koyonlo. Dalam suatu
peperangan yang sengit di Sharur dekat Nackhchiwan tahun 1501 ia berhasil
memenangkan peperangan dengan gemilang, sehingga pada tahun itu juga ia
memasuki kota Tebrez seraya memproklamasikan berdirinya kerajaan Safawi dengan
ia sendiri sebagai Syahnya yang pertama dan menetapkan Syi'ah Dua Belas sebagai
agama resmi kerajaan Safawi. Dengan diproklamasikannya kerajaan Safawi sebagai
kerajaan dan ditetapkan pula Syi'ah sebagai agama kerajaan maka merdekalah
Persia dari pengaruh dari kerajaan Usmani dan kekuatan asing lainnya.
Kemajuan kerajaan
safawi sudah dimulai sejak Syah Abbas yang Agung (1587 – 1629), Syah kelima
dari kerajaan Safawi, baik di bidang politik, militer maupun ekonomi dan
pembangunan, kecuali di bidang sains, teknologi, hukum dan filsafat yang kurang
maju. Menjelang kehancurannya, kerajaan Safawi secara formal diperintah oleh
empat orang Syah, yaitu Syah dari Safi Mirza (1629 – 1667 M), Syah Sulaiman
(1667 – 1694 M), Syah Husain (1694 – 1722 M) sebagai raja terakhir. Dari
keempat raja tersebut yang berhasil menahan kemerosotan kerajaan hanya Syah
Abbas II, sedangkan ketiga Syah lainnya tidak berdaya.
Suatu ajaran agama
yang dipegang secara fanatic biasanya kerap kali menimbulkan keinginan untuk
berkuasa. Keinginan memasuki dunia politik ini mendapat kesempatana pada masa
kepemimpinana Juneid (1447-1460). Dinasti Safawi memperluas geraknya dengan
menambahkan kegiatan politik pada kegiatan keagamaan. Hal ini menimbulkan
konflik antara Juneid dengan penguasa Kara Koyunlu (dimba hitam). Dalam konflik
tersebut, Juneid kalah dan diasingkan kesuatu tempat. Selama pengasingan,
Juneid menghimpun kekuatan untuk kemudian beraliansi dengan Uzun Hasan. Pada
1459 M, ia berusaha merebut Ardabil,tetapi gagal. Pada 1460 M, ia berusaha
merebut Sircassia tetapi gagal dan terbunuh.
Haidar adalah anak
Juneid yang resmi menggantikannya pada tahun 1470 M yang kemudian menikah
dengan slah satu putrid Uzur Hasan. Dari pernikahan inilah akan lahir Ismail
yang kelak akan menjadi pendiri Kerajaan safawi di Persia.
Kemenangan AK Koyunlu
membuat gerakan militer Safawi yang dipimpin Haidar sebagai rival politik dalam
meraih kekuasaan selanjutnya, padahal AK Koyunlu adalah sekutu Safawi. AK
Koyunlu berusaha melenyapkan kekuatan militer dan kekuasaan Dinasti Safawi.
Ali, putra dan pengganti Haidar didesak untuk membalas kematian ayahnya
terhadap AK Koyunlu,tetapi pemimpin AK Koyunlu dapat menangkap Ali, Ibrahim dan
Ismail di Fars. Mereka dibebaskan dengan syarat membantu Rustam untuk memerangi
saudara sepupunya, tetapi kemudian Rustam berkhianat dan membubuh Ali.
Kepemimpinan Safawi
selanjutnya berada di tangan Ismail. Selama lima tahun di Gilan, Ismail
mempersiapkan kekuatan dan mengadakan hubungan dengan para pengikutnya yang
kemudian bersatu membentuk pasukan QIZILBASH (baret merah). Pada 1501 M pasukan
Qizilbash menyerang dan mengalahkan AK Koyunlu dan terus berusaha memasuki dan
menaklukkan Tabriz, ibu kota AK Koyunlu dan berhasil mendudukinya. Disinilah
Ismail memproklamirkan diri sebagai raja pertama dinasti Safawi yang kemudian
disebut Ismail I. Ia berkuasa selama 23 tahun (1501-1524 M). Dalam waktu
sepuluh tahun ia berhasil memperluas wilayah kekuasaannya. Hanya dalam masa
sepuluh tahun wilayah kekuasaannya sudah meliputi Persia dan bagian timur Bulan
Sabit Subur. Ambisi politik mendorongnya untuk mengembangkan sayap menguasai
daerah-daerah lainnya bahkan ke Turki Usmani. Ismail mengahadapi musuh yang
kuat dan membenci golongan Syi’ah. Peperangan antara Safawi dan Turki Usmani
terjadi pada 1514 M di Chaldiran dekat Tabriz yang menyebabakan Safawi
mengalami kekalahan sehinnga Tabriz dapat dikuasai oleh Turki Usmani.
Kekalahan tersebut
meruntuhkan kebanggaan dan kepercayaan diri Ismail sehingga ia lebih senang
menyendiri, berburu dan hura-hura. Hal ini mengakibatkan terjadinya persaingan
segitiga antara suku-suku Turki, pejabat-pejabat keturunan Persia, dan
Qizilbash untuk merebut pengaruh dalam memimpin Safawi.
Keadaan ini baru dapat diatasi setelah Safawi dipimpin oleh Raja Abbas I yang
memerintah dari tahun 1588-1628 M. Langkah-langkah yang ditempuh oleh Abbas I
dalam memulihkan kerajaan Safawi adalah dengan cara :
Ñ Menghilangkan dominasi pasukan Qizilbash atas kerajaan Safawi dengan
membentuk pasukan baru yang beranggotakan budak-budak yang berasal dari tawanan
perang bangsa Georgia, Armenia, dan sircassia.
Ñ Mengadakan perjanjian damai dengan Turki Usmani dengan cara Abbas I
berjanji tidak akan menghina tiga khalifah pertama dalam Islam ( Abu Bakar,
Umar, Usman ) dalam khotbah Jumatnya.
Usaha-usaha tersebut
berhasil membuat Safawi kembali kuat. Abbas I kemudian memusatkan perhatiannya
untuk merebut kembali daerah kekuasaan yang hilang. Pada masa kekuasaan abbas I
merupakan masa kejayaan dinasti Safawi. Kemajuan-kemajuan yang berhasil dicapai
antara lain :
Secara politik ia
mampu mengatasi kemelut didalam negeri yang mengganggu stabilitas Negara dan
berhasil merebut wilayah-wilayah yang pernah direbut oleh kerajaan lain pada
masa sebelumnya.
Dalam bidang ekonomi
terjadi perkembangan ekonomi yang pesat setelah kepulauan Hurmuz dikuasai dan
pelabuhan Gumrun diubah menjadi Bandar Abbas. Hal ini dikarenakan Bandar ini
merupakan salah satu jalur dagang antaraTimur dan Barat. Selain itu Safawi juga
mengalami kemajuan sector pertanian terutama didaerah Bulan sabit subur
(fortile crescent).
Dalam bidang ilmu
pengetahuan. Persia dikenal sebagai bangsa yang berperadaban tinggi dan berjasa
dam mengembangkan ilmu pengetahuan. Beberapa ilmuwan yang hadir di majlis
istana antara lain, Baha al-Din (generalis iptek), Muhammad Baqir ibn Muhammad
Damad (teolog,filosof,observatory kehidupan laba-laba). Dalam bidang ilmu pengetahuan,
Safawi lebih mengalami kemajuan dari pada kerajaan Mughal dan Turki Usmani.
Dalam bidang
Pembangunan Fisik dan Seni. Para penguasa kerajaan menjadikan Isfahan menjadi
kota yang sangat indah. Disana terdapat bangunan-bangunan besar dan indah
seperti masjid, rumah sakit, sekolah, jembatan rakasasa di atas Zende Rudd an
istana Chilil Sutun. Dalam hal seni, terdapat dalam kemajuan pada arsitektur
bangunan yang terlihat pada mesjid Shah yang dibangun pada 1611 M dan mesjid
Lutf Allah yang dibangunpada 1603 M. Terlihat pula adanya peninggalan berbentuk
kerajinan tangan, keramik, karpet, permadani, pakaian dan tenunan, mode,
tembikar, dll.seni lukis mulai dirintis pada masa raja Tahmasp I.
Demikiankah
bentuk-bentuk kemajuan yang dicapai kerajaan Safawi hingga kemudian berangsur
mengalami kemunduran. Kemajuan yang dicapai Safawi menjadikannya sebagai slah
satu kerajaan besar yang disegani lawan politik dan militernya. Kerajaan ini
juga telah memberikan kontribusinya dalam mengisi peradaban Islam melalui kemajuan-kemajuan
dalam bidang ekonmi, peninggalan seni, dan gedung bersejarah.
Kemunduran dan Kehancuran Kerajaan
Safawi
Sepeninggal Abbas I,
Safawi diperintah oleh enam raja berturut-turut tetapi tidak menunjukkan adanya
kenaikan yang berarti tetapi menunjukkan kemunduran yang membawa pada
kehancuran. Safi Mirza adalah cucu Abbas I yang merupakan pemimpin yang lemah
dan sangat kejam terhadap pembesar-pembesar kerajaan. Abbas II adalah raja yang
suka minum-minuman keras sehingga jatuh sakit dan meninggal. Sulaiman juga
seorang pemabuk.dan bersikap kejam terhadap pembesar yang dicurigainya.
Sehingga rakyat bersikap masa bodoh terhadap pemerintah. Shah Husein yang
menggantikannya memberi kekuasaan yang besar terhadap para ulama Syi’ah untuk
memaksakan kehendak terhadap ulama Sunni sehingga menimbulkan kemarahan
golongan Sunni Afghanistan sehingga memberontak dan berhasil menghancurkan
kekuasaan dinasti Safawi.
Sebab-sebab kemunduran Safawi antara
lain :
· Konflik panjang dengan kerajaan Turki Usmani. Hal ini disebabkan oleh
perbedaan mazhab antara kedua kerajaan.
· Adanya dekadensi moral yang melanda sebagian para pemimpin Safawi.
· Pasukam Ghulam yang dibentuk abbas I tidak memiliki semangat perang seperti
Qilzibash yang dikarenakan pasukan tersebut tidak disiapkan secara terlati dan
tidak melalui proses pendidikan rohani.
· Seringnya terjadi konflik intern dalam bentuk perebutan kekuasaan
dikalangan keluarga istana.
B. Perkembangan di Bidang Politik, Sosial-Ekonomi, Kebudayaan, dan
Pendidikan
Sesungguhnya Eropa
banyak berhutang budi pada Islam karena banyak sekali peradaban Islam yang
mempengaruhi Eropa, seperti dari spanyol, perang salib dan sisilia. Spanyol
sendiri merupakan tempat yang paling utam bagi Eropa dalam menyerap ilmu
pengetahuan dan kebudayaan Islam, baik dalam bentuk politik, sosial, ekonomi,
kebudayaan dan pendidikan. Beberpa perkembangan Islam antara lain sebagai berikut.
· Bidang politik
Terjadi balance of
power karena di bagian barat terjadi permusuhan antara bani Umayyah II di
Andalusia dengan kekaisaran karoling di Perancis, sedangkan di bagian timur
terjadi perseteruan antara bani Abbasyah dengan kekaisaran Byzantium timur di
semenanjung Balkan. Bani Abbasyah juga bermusuhan dengan Bani Umayyah II dalam
perebutan kekuasaan pada tahun 750 M. Kekaisaran Karoling bermusuhan dengan
kekaisaran Byzanium timur dalam memperebutkan Italia. Oleh karena itu terjadilah
persekutuan antara Bani Abbasyah dengan kekaisaran Karoling, sddangkan bani
Umayyah II bersekutu dengan Byzantium Timur. Persekutuan baru berakhir setelah
terjadi perang salib (1096-1291)
· Bidang Sosial Ekonomi
Islam telah menguasai
Andalusia pada tahun 711 M dan Konstantinopel pada tahun 1453 M. Keadaan ini
mempunyai pengaruh besar terhadap pertumbuhan Eropa. Islam berarti telah
menguasai daerah timur tengah yang ketika itu menjadi jalur dagan dari Asia ke
Eropa. Saat itu perdagangan ditentukan oleh negara-negara Islam. Hal ini
menyebabkan mereka menemukan Asia dan Amerika
· Bidang Kebudayaan
Melalui bangsa Arab
(Islam), Eropa dapat memahami ilmu pengetahuan kuno seperti dari Yunani dan
Babilonia. Tokoh tokoh yang mempengaruhi ilmu pengetahuan dan kebudayaan saat
itu antara lain sebagai berikut.
a. Al Farabi (780-863M)
Al Farabi mendapat
gelar guru kedua (Aristoteles digelari guru pertama). Al Farabi mengarang buku,
mengumpulkan dan menerjemahkan buku-buku karya aristoteles
b. Ibnu Rusyd (1120-1198)
Ibnu Rusyd memiliki
peran yang sangat besar sekali pengaruhnya di Eropa sehingga menimbulkan
gerakan Averoisme (di Eropa Ibnu Rusyd dipanggil Averoes) yang menuntut
kebebasan berfikir. Berawal dari Averoisme inilah lahir roformasi pada abad
ke-16 M dan rasionalisme pada abad ke-17 M di Eropa. Buku-buku karangan Ibnu
Rusyd kini hanya ada salinannya dalam bahasa latin dan banyak dijumpai di
perpustakaan-perpustakaan Eropa dan Amerika. Karya beliau dikenal dengan
Bidayatul Mujtahid dan Tahafutut Tahaful.
c. Ibnu Sina (980-1060 M)
Di Eropa, Ibnu Sina
dikenal dengan nama Avicena. Beliau adalah seorang dokter di kota Hamazan
Persia, penulis buku-buku kedokteran dan peneliti berbagai penyakit. Beliau
juga seorang filsuf yang terkenal dengan idenya mengenai paham serba wujud atau
wahdatul wujud. Ibnu Sina juga merupakan ahli fisika dan ilmu jiwa. Karyanya
yang terkenal dan penting dalam dunia kedokteran yaitu Al Qanun fi At Tibb yang
menjadi suatu rujukan ilmu kedokteran.
d. Fuzuli
Dengan karyanya yang
berjudul Shikeyetname atau pengasuan. Ia tinggal di Irak dan wafat tahun 1556.
e. Jalaluddin Ar Rumi yang
mendapat gelar Maulana atau tuan kami
Dengan karyanya Diwan
Syams-I Tabriz yaitu kumpulan puisi yang terdiri dari 33.000 bait dan Masnawi
yang terdiri dari 26.660 dan dibuat dalam waktu 10 tahun. Ia lahir di
Afganistan tahun 1207 M dan wafat di Turki tahun 1273 M
f. Sa’adi Syiraj
Yaitu sastrawan dari
Persia dengan karyanya yang berjudul Bustan atau kebun buah dan Gulistan yang
berisi tentang kata-kata mutiara, kisah-kisah, nasehat-nasehat, renungan dan
humor.
g. Fariduddin Al Attar
Dengan karyanya Mantiq
At Tair atau musyawarah bunga, Tadzkiratul Auliya dan Pend Namah atau kitab
nasihat.
h. Hamzah Fansuri, Nuruddin Ar Raniri
dan Syamsudin Pasai, sunan kalijaga, sunan Bonang dan Kiageng Selo. Karya-karya
mereka berisi tentang nasehat-nasehat agama
· Bidang Pendidikan
Banyak pemuda Eropa
yang belajar di universitas-unniversitas Islam di Spanyol seprti Cordoba,
Sevilla, Malaca, Granada dan Salamanca. Selama belajar di
universitas-universitas tersebut, mereka aktif menterjemahkan buku-buku karya
ilmuwan muslim. Pusat penerjemahan itu adalah Toledo. Setelah mereka pulang ke
negerinya, mereka mendirikan seklah dan universitas yang sama. Universitas yang
pertama kali berada di Eropa ialah Universitas Paris yang didirikan pada tahun
1213 M dan pada akhir zaman pertengahan di Eropa baru berdiri 18 universitas.
Pada universitas tersebut diajarkan ilmu-ilmu yang mereka peroleh dari
universitas Islam seperti ilmu kedokteran, ilmu pasti dan ilmu filsafat
Banyak gambaran
berkembangnya Eropa pada saat berada dalam kekuasaan Islam, baik dalm bidang
ilmu pengetahuan, tekhnologi, kebudayaan, ekonomi maupun politik. Hal-hal
tersebut antara lain sebagai berikut.
· Seorang sarjana Eropa, petrus Alfonsi (1062 M) belajar ilmu kedokteran pada
salah satu fakultas kedokteran di Spanyol dan ketika kembali ke negerinya
Inggris ia diangkat menjadi dokter pribadi oleh Raja Henry I (1120 M). Selain
menjadi dokter, ia bekerja sama dengan Walcher menyusun mata pelajaran ilmu
falak berdasarkan pengetahuan sarjan dan ilmuwan muslim yang didapatnya dari
spanyol. Demikin juga dengan Adelard of Bath (1079-1192 M) yang pernah belajar
pula di Toledo dan setelah ia kembali ke Inggris, ia pun menjadi seorang sarjan
yang termasyhur di negaranya
· Cordoba mempunyai perpustakaan yang berisi 400.000 buku dalam berbagai
cabang ilmu pengetahuan
· Seorang pendeta kristen Roma dari Inggris bernama Roger Bacon (1214-1292 M)
mempelajari bahasa Arab di Paris (1240-1268 M). Melalui kemampuan bahasa Arab
dan bahasa latin yang dimilikinya, ia dapat membaca nasakah asli dan
menterjemahkannya ke dalam berbagai ilmu pengetahuan, terutama ilmu pasti.
Buku-buku asli dan terjemahan tersebut dibawanya ke Universitas Oxford Inggris.
Sayangnya, penerjemahan tersebut di akui sebagai karyanya tanpa menyebut
pengarang aslinya. Diantara bukuyang diterjemahkan antara lain adalah Al Manzir
karya Ali Al Hasan Ibnu Haitam (965-1038 M). Dalam buku itu terdapat teori
tentang mikroskop dan mesiu yang banyak dikatakan sebagai hasil karya Roger
Bacon.
· Seorang sarjana berkebangsaan Perancis bernama Gerbert d’Aurignac (940-1003
M) dan pengikutnya, Gerard de Cremona (1114-1187 M) yang lahir di Cremona,
Lombardea, Italia Utara, pernah tinggal di Toledo, Spanyol. Dengan bantuan
sarjana muslim disana , ia berhasil menerjemahkan lebih kurang 92 buah buku
ilmiah Islam ke dalam bahasa latin. Di antara karya tersebut adalah Al Amar
karya Abu Bakar Muhammad ibnu Zakaria Ar Razi (866-926 M) dan sebuah buku
kedokteran karangan Qodim Az Zahrawi serta buku Abu Muhammad Al baitar berisi
tentang tumbuhan. Sarjana-sarjana muslim tersebut mengajarkan penduduk non
muslim tanpa membeda-bedakan agama yang mereka anut
· Apabila kerajaan-kerajaan non muslim mengalahkan kerajaan-kerajaan Islam,
maka yang terjadi adalah pembumihangusan kebudayaan Islam dan pembantaian kaum
muslim. Akan tetapi, apabila kerajaan-kerajaan Islam yang menguasai kerajaan
non muslim, maka penduduk negeri tersebut diperlakukan dengan baik. Agama dan
kebudayaan merekapun tidak terganggu
· Banyak sarjana-sarjana muslim yang berjasa karena telah meneliti dan
mengembangkan ilmu pengetahuan, bahkan karya mereka diterjemahkan ke dalam
bahasa Eropa meskipun ironisnya diakui sebagai karya mereka sendiri.
Akibat atau pengaruh
dari perkembangan ilmu pengetahuan Islam ini menimbulkan kajian filsafat Yunani
di Eropa secara besar-besaran dan akhirnya menimbulkan gerakan kebangkitan atau
renaissans pada abad ke-14. berkembangnya pemikiran yunani ini melalui
karya-karya terjemahan berbahasa arab yang kemudian diterjemahkan kembali ke
dalam bahasa latin. Disamping itu, Islam juga membidani gerakan reformasi pada
abad ke-16 M, rasionalisme pada abad ke-17 M, dan aufklarung atau pencerahan
pada abad ke-18 M.
Nasib kaum muslim di
Spanyol sepeninggal Abu Abdullah Muhammad dihadapakan pada beberapa pilihan
antara lain masuk ke dalam kristen atau meninggalkan spanyol. Bangunan-bangunan
bersejarah yang dibangun oleh Islam diruntuhkan dan ribuan muslim mati terbunuh
secara tragis. Pada tahun 1609 M, Philip III mengeluarkan undang-undang yang
berisi pengusiran muslim secara pakasa dari spanyol. Dengan demikian, lenyaplah
Islam dari bumi Andalusia, khusunya Cordoba yang menjadi pusat kebudayaan dan
ilmu pengetahuan di barat sehingga hanya menjadi kenangan.
BAB 3: PENUTUP
A. KESIMPULAN
Perkembangan Islam,
mengalami dua fase yaitu fase kemajuan dan fase kemunduran. Fase kemajuan
terjadi pada tahun 650 -1250 M yang ditandai dengan sangat luasnya kekuasaan
Islam, ilmu dan sain mengalami kemajuan dan penyatuan antar wilayah Islam dan
fase kemunduran terjadi pada tahun 1250 – 1500 M yang ditandai dengan kekuasaan
Islam terpecah-pecah dan menjadi kerajaan-kerajaan yang terpisah pisah.
B. SARAN
1.
Sebaiknya, kita harus lebih memahami lagi tentang sejrah perkembangan Islam
khususnya pada abad pertengahan.
2.
Sebaiknya, kita juga harus
melestarikan budaya-budaya Islam yang berkembang khususnya ditanah air kita
agar tidak punah.
3.
Sebaiknya, kita harus lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT, agar tidak
mengalami kehancuran seperti akibat godaan setan yang terkutuk.
DAFTAR PUSTAKA
http://idsmk.blogspot.com/2014/06/makalah-agama-perkembangan-agama-islam.html
Lengkap dan bermanfaat, ijin kopas buat tugas...
ReplyDeletesilahkan mas ahmad, semoga sukses.. :)
ReplyDeleteArtikel ini bisa di share dan di gunakan untuk siswa SMK/SMU di Indonesia, inilah gerakan mencerdaskan bangsa,, bukan pembodohan moral ala YKS ###@##@
ReplyDelete